Bendera Perang Berkibar di Iran

America vs Iran,donald trump vs ayatullah al khomeini
          Kunjungi juga situs saya Darulihtidaulislam.com


TEHERAN - Sebuah bendera berwarna merah mulai berkibar di puncak Masjid Jamkaran, Kota Qom, Iran. Pengibaran bendera pada Sabtu (4/1/2020), tersebut merupakan pertanda Iran menyatakan perang dan balas dendam terhadap Amerika Serikat (AS) setelah pembunuhan terhadap Mayor Jenderal Qassem Soleimani, Komandan Quds (pasukan elite di Garda Revolusi Iran), di Bandara Internasional Baghdad, Irak, Jumat (3/1/2020) dini hari.
Iran bahkan sudah menyatakan siap menyerang 35 target kepentingan AS di wilayah Timur Tengah. Televisi pemerintah Iran menyiarkan proses pengibaran bendera di atas menara Masjid Jamkaran yang dihormati di Kota Qom. Dalam tradisi rakyat Iran, bendera merah melambangkan darah yang tumpah secara tidak adil dan berfungsi sebagai panggilan untuk balas dendam. Menurut laporan, pengibaran bendera merah di atas Masjid Jamkaran merupakan yang pertama kali dilakukan.
Tak pelak, Presiden AS, Donald Trump, ganti menggertak akan menyerang 52 target strategis di wilayah Iran jika negara para mullah itu berani mengusik kepentingan AS di seluruh dunia. "Biarkan ini berfungsi sebagai PERINGATAN, jika Iran menyerang setiap orang Amerika, atau aset Amerika, kami telah menargetkan 52 titik di Iran (mewakili 52 sandera Amerika di Iran beberapa tahun lalu). beberapa di antaranya level tingkat tinggi, dan target-target itu serta Iran sendiri, AKAN DISERANG SECARA SANGAT CEPAT DAN SANGAT KERAS. AS tidak menginginkan ancaman lagi!" ancam Trump melalui akun Twitternya, Sabtu (4/1/2020). Di kalimat tertentu, Trump tampaknya sengaja menggunakan huruf kapital.
Tidak lama setelah cuitan Trump muncul di Twitter @realDonaldTrump tersebut, laman pemerintah AS diretas oleh kelompok yang menyebut dirinya Kelompok Peretas Keamanan Siber Iran. Sebuah pesan terpampang di laman Program Perpustakaan Penyimpanan Federal Amerika.
“Ini adalah sebuah pesan dari Republik Islam Iran. Kami tidak akan berhenti mendukung teman-teman kami di wilayah ini: rakyat Palestina yang tertindas, rakyat Yaman yang tertindas, rakyat dan pemerintah Suriah, rakyat dan pemerintah Irak, rakyat Bahrain yang tertindas, Mujahidin sejati di Libanon dan Palestina, (mereka) akan selalu kami dukung," bunyi pesan tersebut. Pada laman tersebut juga terpampang foto Donald Trump yang terpukul di bagian wajah dan mulutnya berdarah. "Ini hanya bagian kecil dari kemampuan siber Iran," tulis peretas tersebut.
Sementara itu, Militer AS mengkonfirmasi adanya dua serangan roket di dekat fasilitas Amerika di Irak pada  Sabtu (4/1/2020). Namun, dalam serangan itu tidak ada personel atau sekutu AS yang terluka. Serangan tersebut terjadi di dekat zona hijau di Baghdad dan Pangkalan Udara Balad di Irak utara.
Sebelumnya, Sabtu (4/1/2020), seorang pejabat Iran mengatakan setidaknya 35 target AS, termasuk kapal perang dan Tel Aviv (ibukota Israel), sudah diidentifikasi untuk serangan balasan. Jenderal Iran, Gholamali Abuhamzeh, komandan Pengawal Revolusi di wilayah Kerman, mengeluarkan ancaman tersebut, sehari setelah kematian Mayor Jenderal Qasem Soleimani.
Abuhamzeh mengatakan target vital Amerika di wilayah itu sudah diidentifikasi sejak lama, termasuk kapal-kapal di Teluk Persia, Selat Hormuz, dan Kota Tel Aviv. "Selat Hormuz adalah titik vital bagi Barat. Sejumlah besar kapal perusak dan kapal perang AS ada di sana. Sekira 35 target AS di wilayah tersebut serta Tel Aviv berada dalam jangkauan kami," katanya, seperti dikutip Kantor Berita Reuters.
Janjikan balasan
Presiden Iran, Hassan Rhouani, ketika mengunjungi rumah keluarga Qasem Soleimani, Sabtu (4/1/2020), mengeluarkan peringatan keras kepada AS. "Orang Amerika tidak menyadari betapa besar kesalahan yang sudah mereka buat. Mereka akan menerima akibat dari tindakan kriminal tersebut tidak hanya untuk hari ini, tapi juga pada tahun-tahun mendatang," tegas Rouhani.

Baca juga; alasan palestina wajib dibela
Dalam kesempatan itu, seorang putri Qasem bertanya kepada Hassan Rhouani mengenai balasan atas kematian ayahnya. "Siapa yang akan membalaskan darah ayahku," tanyanya. Mendapat pertanyaan itu, Hassan Rhouani memastikan bakal ada balasan. "Kami akan membalas darahnya, kamu tidak usah khawatir," timpal Hassan Rhouani.
Sehari sebelumnya, Jumat (3/1/2020), pemimpin tertinggi Iran Ayatolla Ali Khamenei, juga mengunjungi rumah keluarga Qasem. "Semua orang berduka dan berterima kasih kepada ayahmu. Rasa terima kasih ini karena ketulusan hatinya yang besar. Tanpa ketulusan, hati (orang) tidak akan bersamanya seperti ini," ujar Ali Khamenei mengutip pesannya kepada keluarga Qasem.
Diimbau jauhi keramaian
Menyusul memanasnya hubungan Iran dan AS, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Teheran, mengeluarkan sejumlah imbauan bagi warga negara Indonesia (WNI) yang bermukim di negara tersebut. Berdasarkan keterangan yang diterima Tribun Network, Minggu (5/1/2020), KBRI Teheran antara lain mengimbau WNI untuk menghindari tempat-tempat kerumunan massa atau yang rawan dan berpotensi terjadi konflik serta menghindari wilayah-wilayah yang rawan menjadi sasaran serangan.

Baca juga; dimanakah kubur sayyidina 'ali ?
WNI juga diimbau membawa barang-barang kebutuhan seperlunya dan mengutamakan keselamatan diri dan keluarga jika dievakuasi, diminta mengikuti petunjuk di tempat penampungan sementara dan mengikuti jalur evakuasi yang ditetapkan oleh KBRI Teheran, serta diminta untuk menjaga komunikasi dengan masyarakat dan sesama diaspora Indonesia di Iran. Komunikasi diperlukan untuk mengetahui perkembangan situasi dan memberitahu keberadaan WNI untuk memudahkan penanganan lebih lanjut.
"Jika WNI membutuhkan bantuan dapat menghubungi nomor hotline aktif 24 jam di 09129632269, 09378132531, 09210368694, atau Kantor KBRI Teheran 021-88715558 dan Wisma Indonesia 021-22937305," demikian bunyi keterangan dari KBRI Teheran.
Dari dalam negeri, Pemerintah Indonesia menyerukan semua pihak menahan diri agar tidak memperburuk situasi yang ada. Hal itu disampaikan dalam keterangan tertulis Kementerian Luar Negeri yang diterima Tribun Network, Minggu (5/1/2020). “Indonesia prihatin terhadap eskalasi situasi yang terjadi di Irak. Kami meminta semua pihak untuk menahan diri dari tindakan yang dapat memperburuk situasi," bunyi keterangan dari Kementerian Luar Negeri.
Pemerintah juga mengimbau WNI di Irak untuk meningkatkan kewaspadaan. Jika memerlukan informasi atau bantuan, WNI dapat menghubungi hotline KBRI Baghdad +9647500365228. Tercatat sekitar 850 WNI tinggal di Irak. Sebagian besar merupakan mahasiswa, pekerja migran Indonesia (PMI) atau TKI, dan menikah dengan warga lokal.

0 Response to "Bendera Perang Berkibar di Iran"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel